Kamis, 21 Juni 2012

tugas ilmu penyakit umum


TUGAS
ILMU PENYAKIT UMUM


                                             


NAMA          :        SATRIA  BARA  M  BASO
KELAS        :        B
NIM              :        1107011087
JURUSAN   :        AKK




1.      Kenapa campak disebut sebagai penyakit menular akut, endemik dan sporadik?
jawab :
      Campak (Rubeola, Campak 9 hari) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular, menyerang hampir semua anak kecil, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata / konjungtiva) dan ruam kulit. Penyebabnya virus dan menular melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita bernafas, batuk, dan bersin (droplet). Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2 – 3 tahun, terutama pada anak – anak usia pra–sekolah dan anak – anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a. stadium kataral, b. stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi.
Campak adalah suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium :
·        Stadium kataral
Di tandai dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk.
·        Stadium erupsi
Ditandai dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.
·        Stadium konvalesensi
Ditandai dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi hiperpigmentasi.
  • Merupakan penyakit infeksi virus yaitu Morbillivirus.
  • Kejadiannya di seluruh dunia.
  • Menyerang manusia, belum diketahui pada binatang
  • Sangat menular, >90 % diantara kelompok orang rentan.
  • Umur terbanyak menderita campak adalah <12bulan, diikuti kelompok umur 1-4 tahun dan 5-14 tahun terlebih yang tidak mendapatkan imunisasi campak.


2.      Penularan campak melalui droplet infection
Jawab : yang dimaksud dengan penularan campak melalui droplet infection adalah penularan campak melalui bersin dari si penderita campak yang dapat menular ke orang lain karena udara tersebut telah tercemar. Orang sehat yang berada satu kamar dengan penderita campak sangat bekemungkinan besar akan tertular pula.


3.      Gambar ruam


4.      Cara penularan campak

Campak biasanya ditularkan sewaktu seseorang menghirup virus campak yang telah dibatukkan atau dibersinkan ke dalam udara oleh orang yang dapat menularkan penyakit. Campak merupakan salah satu infeksi manusia yang paling mudah ditularkan. Berada di dalam kamar yang sama saja dengan seorang penderita campak dapat mengakibatkan infeksi. Penderita campak biasanya dapat menularkan penyakit dari saat sebelum gejala timbul sampai empat hari setelah ruam timbul. Waktu dari eksposur sampai jatuh sakit biasanya adalah 10 hari. Ruam biasanya timbul kira – kira 14 hari setelah eksposur.
            Cara Penularan
  • Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara ( sampai 2 jam setelah  penderita campak  meninggalkan ruangan ).
  • Waktu Penularan: 4 hari sebelum dan 4 hari setelah ruam.
  • Penularan maksimum pada 3-4 hari  setelah ruam.

5.      Gejala klinis campak
Hari 1-3 :
  • Demam tinggi.
  • Mata merah dan sakit bila kena cahaya.
  • Anak batuk pilek
  • Mungkin dengan muntah atau diare.

Hari 3- 4 :
  • Demam tetap tinggi.
  • Timbul ruam / bercak-bercak merah pada kulit dimulai
wajah dibelakang telinga menyebar cepat ke seluruh tubuh.
  • Mata bengkak terdapat cairan kuning kental

  • Bila ruam timbul waktu demam turun dan dengan penyebaran yang tidak khas, dan penderita berumur < 2tahun, bukan merupakan penyakit campak tetapi Eksantema Subitum / Roseola Infantum ( infeksi virus Herpes tipe 6 dan 7)

Hari 4 – 6 :
  • Ruam berubah menjadi kehitaman dan mulai mengering
  • Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur
  • Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas
  • Hilangnya ruam sesuai urutan timbulnya

6.      Komplikasi campak
                       Komplikasi Penyakit Campak
Sering
Jarang
-Diare yang dapat diikuti    dehidrasi
-Radang paru-paru
-Malnutrisi
-Radang telinga tengah
-Sariawan
-Komplikasi mata
- Encephalitis / radang otak
- Myocarditis / radang otot jantung
- Pneumonia / radang paru-paru
- Subacute Sclerosing Pan Encephalitis (SSPE): proses degeneratif susunan saraf pusat. Disebabkan karena infeksi virus yang menetap.


7.      Pengobatan dan pecegahan campak
Pengobatan :
  • Pada umumnya penyakit Campak dapat sembuh dengan sempurna. Komplikasi terjadi bila kekebalan anak tidak bagus atau anak menderita kurang gizi.
  • Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, obat anti-demam, obat batuk dan pilek. Bila tidak ada komplikasi dilakukan rawat jalan.
  • Rawat Inap bila:
•         Demam tinggi (>39ºC), dehidrasi, kejang, asupan makanan / minuman sulit, atau adanya komplikasi.
  • Pemberian Vitamin A (100.000 IU untuk anak usia 6-12 bulan dan 200.000 IU untuk >12 bulan. Vitamin A ini berfungsi untuk  perbaikan selaput lendir ( mata, mulut, hidung, usus) yang meradang.
Pencegahan :
  • Vaksinasi campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak.
  • Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9 bulan, pemberian vaksin dibawah umur 9 bulan kurang efektif karena bayi masih mendapatkan  proteksi kekebalan dari ibu.
  • Vaksin kombinasi MMR ( Measles, Mumps, Rubella), dilakukan pada usia 12-15 bulan dan diulang saat usia 4-7 tahun.
  • Bayi yang pernah sakit campak sebelum usia 9 bulan apakah perlu divaksin campak? Karena beberapa penyakit virus lain gejalanya mirip campak, sehingga orangtua bahkan dokter keliru, bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus lain dianggap sebagai campak. Seandainya benar-benar pernah menderita campak, bayi tetap boleh diberikan vaksin campak, tidak merugikan bayi, karena kekebalannya hanya bertahan beberapa tahun. Oleh karena itu semua anak balita dan usia sekolah di daerah yang banyak kasus campak dan cakupan imunisasinya masih rendah harus mendapat imunisasi campak ulangan (penguat) agar kekebalannya bisa berlangsung lama.

8.      Faktor resiko terjadinya campak
Host (Penjamu)
Beberapa faktor Host yang meningkatkan risiko terjadinya campak antara lain:
·         Umur
Pada sebagian besar masyarakat, maternal antibodi akan melindungi bayi terhadap campak selama 6 bulan dan penyakit tersebut akan dimodifikasi oleh tingkat maternal antibodi yang tersisa sampai bagian pertama dari tahun kedua kehidupan.
·         Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan insiden dan tingkat kefatalan penyakit campak pada wanita ataupun pria. Bagaimanapun, titer antibodi wanita secara garis besar lebih tinggi daripada pria. Kejadian campak pada masa kehamilan berhubungan dengan tingginya angka aborsi spontan.
·         Umur Pemberian Imunisasi
Sisa antibodi yang diterima dari ibu melalui plasenta merupakan faktor yang penting untuk menentukan umur imunisasi campak dapat diberikan pada balita. Maternal antibodi tersebut dapat mempengaruhi respon imun terhadap vaksin campak hidup dan pemberian imunisasi yang terlalu awal tidak selalu menghasilkan imunitas atau kekebalan yang adekuat.
Pada umur 9 bulan, sekitar 10% bayi di beberapa negara masih mempunyai antibodi dari ibu yang dapat mengganggu respons terhadap imunisasi. Menunda imunisasi dapat meningkatkan angka serokonversi. Secara umum di negara berkembang akan didapatkan angka serokenversi lebih dari 85% bila vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Sedangkan di negara maju, anak akan kehilangan antibodi maternal saat berumur 12 – 15 bulan sehingga pada umur tersebut direkomendasikan pemberian vaksin campak. Namun, penundaan imunisasi dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat campak yang cukup tinggi di kebanyakan negara berkembang.
·         Pekerjaan
Dalam lingkungan sosioekonomis yang buruk, anak – anak lebih mudah mengalami infeksi silang. Kemiskinan bertanggungjawab terhadap penyakit yang ditemukan pada anak. Hal ini karena kemiskinan mengurangi kapasitas orang tua untuk mendukung perawatan kesehatan yang memadai pada anak, cenderung memiliki higiene yang kurang, miskin diet, miskin pendidikan. Frekuensi relatif anak dari orang tua yang berpenghasilan rendah 3 kali lebih besar memiliki risiko imunisasi terlambat dan 4 kali lebih tinggi menyebabkan kematian anak dibanding anak yang orang tuanya berpenghasilan cukup.
·         Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Pendidikan juga mempengaruhi pola berpikir pragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan lebih tinggi orang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah baru.
·         Imunisasi
Vaksin campak adalah preparat virus yang dilemahkan dan berasal dari berbagai strain campak yang diisolasi. Vaksin dapat melindungi tubuh dari infeksi dan memiliki efek penting dalam epidemiologis penyakit yaitu mengubah distribusi relatif umur kasus dan terjadi pergeseran ke umur yang lebih tua. Pemberian imunisasi pada masa bayi akan menurunkan penularan agen infeksi dan mengurangi peluang seseorang yang rentan untuk terpajan pada agen tersebut. Anak yang belum diimunisasi akan tumbuh menjadi besar atau dewasa tanpa pernah terpajan dengan agen infeksi tersebut. Pada campak, manifestasi penyakit yang paling berat biasanya terjadi pada anak berumur kurang dari 3 tahun.
Pemberian imunisasi pada umur 8 – 9 bulan diprediksi dapat menimbulkan serokonversi pada sekurang – kurangnya 85% bayi dan dapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian. Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insidens campak dapat diturunkan lebih dari 90%. Namun karena campak merupakan penyakit yang sangat menular, masih dapat terjadi wabah pada anak usia sekolah meskipun 85 – 90% anak sudah mempunyai imunitas.
·         Status Gizi
Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi malnutrisi, tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi terhadap kegawatan penyakit campak dan efek yang ditimbulkan penyakit campak terhadap nutrisi yang dikarenakan penurunan selera makan dan kemampuan untuk mencerna makanan.
Agent
Penyebab infeksi adalah virus campak, anggota genus Morbilivirus dari famili Paramyxoviridae.
Lingkungan
Epidemi campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara berkembang dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Kecenderungan waktu tersebut akan hilang pada populasi yang terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil yakni < 400.000 orang.
Status imunitas populasi merupakan faktor penentu. Penyakit akan meledak jika terdapat akumulasi anak-anak yang suseptibel. Ketika penyakit ini masuk ke dalam komunitas tertutup yang belum pernah mengalami endemi, suatu epidemi akan terjadi dengan cepat dan angka serangan mendekati 100%. Pada tempat dimana jarang terjangkit penyakit, angka kematian bisa setinggi 25%

Selasa, 19 Juni 2012

makalah akk- penilaian program kesehatan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang telah dijalankan berupaya untuk lebih meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Perhatian khusus pembangunan kesehatan diberikan pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik yang hidup di daerah kumuh perkotaan, daerah pedesaan, daerah perbatasan dan kelompok masyarakat suku terasing, serta daerah transmigrasi/permukiman baru. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna, meskipun belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk.

Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Sejak diperkenalkan konsep puskesmas tahun 1968, berbagai hasil telah dicapai. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi berhasil diturunkan dan sementara itu umur harapan hidup rata-rata meningkat secara bermakna. Puskesmas juga menghadapi tuntutan secara terus menerus, yaitu tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata, dan pembiayaan kesehatan yang terjangkau. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang  Puskesmas telah tercapai dengan baik, namun ada beberapa program kesehatan lainnya yang masih belum mencapai target standar pelayanan minimal (SPM). Oleh sebab itu dibutuhkan kajian-kajian mendalam untuk mencari solusi yang tepat dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.

Program kesehatan masyarakat merupakan perwujudan paradigma sehat, utamanya pada aspek keluarga dan aspek masyarakat. Program kesehatan masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam kegiatan pokok puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar. Program ini terdiri atas (a) perbaikan gizi masyarakat, (b) pemberantasan penyakit menular, (c) promosi kesehatan, dan (d) kesehatan lingkungan. Idealnya pelayanan kesehatan masyarakat meliputi seluruh upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif, baik untuk sasaran bayi, anak, remaja, ibu hamil, bapak maupun yang sudah lanjut usia.

Manajemen kesehatan adalah suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,pengkoordinasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan, kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya yang ditujukan kepada perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Minimnya mutu pelayanan kesehatan akan berakibat menurunnya status kesehatan dan status gizi masyarakat terutama pada kelompok yang rentan yaitu ibu hamil, nifas, bayi, balita, dan penduduk miskin. Morbilitas dan mortalitas pada penyakit infeksi akan meningkat karena daya tahan tubuh melemah akibat kurang gizi dan buruknya sanitasi lingkungan. Adanya masalah ini, memerlukan kajian atau penelitian untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan program kesehatan masyaraka. Penilaian Program adalah penting karena merupakan satu elemen manajemen yang membantu manajemen menentukan efektivitas dan efisiensi program. Oleh karena itu juga penilaian harus  mendalam dan perlu dievaluasi.


1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang menjadi batasan penilaian program!
2.      Apa saja jenis - jenis penilaian program kesehatan!
3.      Apa saja yang menjadi ruang lingkup penilaian program kesehatan!
4.      Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian program!
5.      Teknik apa yang digunakan dalam penilaian program!
6.      Apa saja program – program kesehatan!


1.3  Tujuan Penulisan

1.      Dapat mengetahui batasan penilaian suatu program
2.      Dapat mengetahui jenis - jenis penilaian program kesehatan
3.      Dapat mengetahui ruang lingkup penilaian program kesehatan
4.      Dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian program
5.      Dapat mengetahui teknik yang digunakan dalam penilaian program
6.      Dapat mengetahui program – program kesehatan


1.4 Metode Penulisan

      Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Batasan Penilaian
Suatu program yang akan dilaksanakan khususnya program kesehatan membutuhkan penilaian agar program yang dilaksanakan dapat dikelola dengan baik. Penilaian adalah prosedur pelaksanaan / hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan membandingkannya dengan standar  dan dengan mengikuti kriteria/tujuan tertentu guna menilai dan pengambilan keputusan selanjutnya. Batasan tentang penilaian banyak macamnya, beberapa yang terpenting diantaranya adalah :
1.      The World Health Organization
Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk meningkatkan pencapaian, pelaksanaan,dan perencanaan suatu program melalui pemilihan secara saksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan selanjutnya.
2.      The American Public Association
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai  tujuan yang telah ditetapkan.
3.      The International Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Options
Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.
4.      Riecken
Penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jika diperhatikan keempat batasan diatas, segera terlihat bahwa ada dua pendapat tentang penilaian tersebut, yakni :
1)      Penilaian hanya dilakukan pada tahap akhir program                                                       Pendapat yang seperti ini dapat dilihat dalam batasan yang dilakukan ole Ricken. Disini dikemukakan bahwa penilaian tersebut dilakukan terhadap akibat yang ditimbulkan oleh suatu program, yang pada dasarnya hanya dapat dilakukan jika suatu program telah selesai dilaksanakan.
2)      Penilaian dapat dilakukan pada tahap program                                                                Pendapat seperti ini secara tegas dikemukakan oleh The International clearing house on Adolescent fertility control for population options dan secara samar-samar ditemukan pula pada batasan yang dirumuskan oleh The World Health organization dan American Public Health Association. Pada pendapat yang terakhir ini disebutkan bahwa penilaian tidak hanya dilakukan pada tahap akhir program, tetapi juga dapat dilakukan pada waktu program sedang dilaksanakan dan atau sebelum peogram itu dilaksanakan.


2.2 Jenis Penilaian Program
 Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan pada system tahap pelaksanaan program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan dalam 3 jenis, yakni :
1.      Penilaian pada tahap awal program                                                                                  Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu program (Formatif evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang bermaksud mengukur kesesuaian program dengan masalah atau kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula denga studi penjajakan kebutuhan.

2.      Penilaian pada tahap pelaksanaan program                                                                       Penilaian yang dimaksudkan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut.


3.      Penilaian pada tahap akhir program                                                                                  Penilaian yang dilakukan disini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari kedua macam penilaian  akhir ini, diketahui bahwa penilaian keluaran lebih mudah daripada penilaian dampak, karena penilaian dampak dibutuhkan waktu yang cukup lama. 

Peranan dan arti dari ketiga macam penilaian ini sama pentingnya. Karena hasil yang diperoleh dari ketiga macam penilaian ini amat berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya  penilaian,  akan dapat dihindari terjadinya sesuatu yang sia-sia, yang dalam bidang administrasi dan yang terpenting adalah mencegah terjadinya penghamburan sumber, tata cara, dan kesanggupan ( tenaga, dana, sarana dan metode) yang keadaanya memang selalu amat terbatas.

2.3 Ruang Lingkup Program Kesehatan
Sesuai dengan luasnya pengertian kesehatan, maka ruang lingkup penilaian yakni hal-hal yang dinilai dari suatu program kesehatan adalah amat luas. Disini ada beberapa sarjana yang memberikan ruang lingkup program kesehatan yaitu sebagai berikut :
1.      Deniston
Deniston menyebutkan bahwa hal-hal yang dapat dinilai   suatu, program kesehatan dibedakan atas 4 jenis yakni :
a.       Kelayakan Program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap program secara keseluruhan. Program yang dinilai layak jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
b.      Kecukupan Program
Sama halnya dengan kelayakan,maka penilaian yang dilakukan disini ialah juga terdapat program secara keseluruhan. Suatu program dinilai cukup jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c.       Efektivitas Program
Penilaian juga dilakukan terhadap program secara keseluruhan. Suatu progam dinilai efektif jika program tersebut  telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
d.      Efisiensi
Sama halnya dengan efektivitas, maka penilaian juga dilakukan terhadap program secara keseluruhan. Suatu program dinilai efisien, jika program tersebut dapat dilaksanakan dengan hasil yang kecuali dapat menyelesaikan masalah juga pada waktu pelaksanaannya tidak memerlukan sumber daya yang besar.

2.      George James
Sama halnya dengan Deniston, maka George James juga memberikan ruang lingkup penilaian suatu program kesehatan atas 4 macam, sebagai berikut :
1.      Upaya program                                                                                                          Penilaian yang dilakukan disini adalah terhadap upaya yang dilaksanakan oleh program dalam mencapai rencana/tujuan yang telah ditetapkan. Jika upaya yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut penampilannya, mendapat penilaian yang baik.
2.      Penampilan program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut penampilannya, mendapat penilaian yang baik.
3.      Ketepatan pengambilan program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut dari sudut ketepatan penampilan, mendapat penilaian yang baik.
4.      Efisiensi program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan tidak hanya terhadap tujuan dan atau masalah, tetapi  juga terhadap pengggunaan sumber daya. Jika hasil yang dicapai dinilai dapat mencapai tujuan, berhasil mengatasi masalah serta penggunaan sumber dayanya terbatas, maka program tersebut, dari sudut efisiensi, mendapat penilaian yang baik.

3.      Milton R. Roemer
Milton R.Roemer membedakan ruang lingkup penilaian suatu proses program kesehatan atas 6 jenis yaitu   :
a.       Status kesehatan yang dihasilkan
Disini penilaian yang dilakukan terhadap tingkat kesehatan yang dihasilkan dan dilaksanakannya suatu program kesehatan. Mudah dipahami bahwa penilaian ini sulit dilakukan, karena berbagai faktor lainnya sebenarnya turut mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat, harus turut diperhitungkan.
b.      Kualitas pelayanan yang dilaksanakan
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Penilaian dilakukan dengan membandingkan terhadap suatu tolok ukur dan ataupun kriteria yang telah ditetapkan. Suatu program kesehatan dianggap baik, jika kualitas pelayanan telah sesuai dengan standar minimal pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan. Tolok ukur dan ataupun kriteria yang dipergunakan sebagai perbandingan banyak macamnya. Misalnya angka kesembuhan, lama rata-rata hari perawatan ataupun obat yang diberikan terhadap penderita.
c.       Kualitas pelayanan yang dihasilkan
Secara umum disebutkan jika ratio antara dana dan masyarakat, ratio antara tenaga dan masyarakat serta rasio antara sarana dan masyarakat adalah tinggi, maka pelayanan kesehatan itu dinilai baik, karena berarti kontak antara masyarakat dengan pelayanan kesehatan lebih sering hal ini dapat disebabkan kualitas program kesehaatan yang baik 
d.      Sikap masyarakat terhadap program kesehatan
Program kesehatan juga dapat dinilai dari sikap masyarakat (attitude of recipients) yang memanfaatkan program kesehatan tersebut. Penilaian yang seperti ini bersifat subjektif dan karena itu hasilnya sulit dipercaya.
e.       Sumber daya yang tersedia
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap sumber daya yang tersedia (resources made available), baik terdapat sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana. Jika sumber tersebut tersedia secara memadai, maka program tersebut dinilai cukup baik.
f.       Biaya yang dipergunakan
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap biaya (cost of the program) yang dipergunakan oleh program. Dasar penilaian ialah melakukan perbandingan antara input dengan output. Jika perbedaannya terlalu besar, maka program tersebut dinilai tidak baik.

4.      Blum
Blum membedakan ruang lingkup penilaian atas enam macam, yakni:
a.       Pelaksanaan program
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pelaksanaan program ialah apakah program tersebut terlaksana atau tidak, bagaimana pelaksanaannya serta faktor-faktor penopang dan penghambat apakah yang ditemukan pada pelaksanaan program.
b.      Pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pemenuhan kriteria program ialah apakah dalam pelaksanaan program, semua ketentuan yang telah ditetapkan terpenuhi atau tidak. Ketentuan dan ataupun kriteria yang dimaksudkan disini adalah seperti yang tercantum dalam rencana kerja program yang dimaksud.
c.       Efektivitas program
Penilaian tentang efektivitas program menunjuk pada keberhasilan program dalam mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
d.      Efisiensi program
Sama halnya dengan penilaian tentang efektivitas, maka penilaian tentang efisiensi program juga melihat keberhasilan program dalam mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tetapi dikaitkan dengan penggunaan dana. Sekalipun program dapat mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah, tetapi jika memerlukan biaya yanag besar maka program tersebut dinilai tidak efisien.
e.       Keabsahan hasil yang dicapai oleh program
Pada penilaian tentang keabsahan hasil rogram (validity), maka penilaian tersebut dikaitkan pula dengan kemampuannya memberikan hasil yang sama pada setiap kali program tersebut dilaksanakan. Program disebut absah (valid), apabila pada setiap kali program tersebut dilaksanakan, hasil yang diperoleh adalah sama.
f.       Sistem yang dipergunakan untuk melaksanakan program
Pada penilaian tentang sistem, yang dinilai adalah seluruh faktor yang terdapat dalam program, dan atau seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi program.

Secara sederhana, ruang lingkup penilaian dapat dibedakan atas 4 kelompok, yakni:
1.      Penilaian terhadap masukan
Termasuk kedalam penilaian tehadap masukan (input) ini ialah yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
2.      Penilaian terhadap proses
Penilaian terhadap proses (process) lebih dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana yang ditelah ditetapkan atau tidak. Proses yang dimaksudkan disini mencakup semua tahap administrasi, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan program.
3.      Penilaian terhadap keluaran
Yang dimaksud dengan penilaian tehadap keluaran (output) ialah penilaian terhadap hasil yang dicapai dari dilaksanakannya suatu program.
4.      Penilaian terhadap dampak
Penilaian terhadap dampak (impact) program mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program.


2.4 Langkah-langkah Penilaian Program Kesehatan
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan penilaian, tentu diperlukan pedoman untuk melaksanakannya. Pedoman yang dimaksud pada dasarnya terdiri dari langkah-lngkah yang harus dilakukan pada waktu pelaksanaan.
1.      Mac Mahon
Membedakan langkah-langkah penilaian atas tiga tahap yaitu :
a.       Tahap menentukan macam dan ruang lingkup penilaian
Langkah pertama yang harus dilakukan pada penilaian adalah menentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilaksanakan.
b.      Tahap pemahaman program yang akan dinilai
Langkah seharusnya yang harus dilakukan ialah memahami dengan lengkap program yang akan dinilai. Disebutkan bahwa berhasil tidaknya penilaian yang dilakukan sangat dipengaruhi sekali oleh sampai seberapa jauh pemahaman yang dimiliki terhadap program yang akan dinilai.
c.       Tahap pelaksanaan dan menarik kesimpulan
Langkah terakhir yang dilakukan ialah melaksanakan penilaian tersebut untuk kemudian menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Untuk dapat menarik kesimpulan dianjurkan untuk mempergunakan hasil dari program lain yang sesuai.

2.      Audie Knutson
Langkah-langkah penilaian ada penilaian ada tiga macam yakni :
a.       Tahap pemahaman program yang akan dinilai
Tahap pertama yang akan dilakukan ialah dengan memahami dengan lengkap program yang akan dinilai.
b.      Tahap mengembangkan rencana penilaian dan melaksanakan penilaian.
Langkah selanjutnya ialah mengembangkan rencana penilaian yang akan dipergunakan dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian sesuai dengan rencana yang telah disusun.
c.       Tahap menerik kesimpulan.
Langkah selanjutnya ialah menarik kesimpulan terhadap hasil yang di peroleh.Kesimpulan tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan hasil terhadap data awal atau terhadap data dari program lain yang disesuai.

3.      Levey dan Loomba
Levey dan Loomba membedakan langkah-langkah penilaian atas 6 jenis yakni :
a.       Tahap menetapkan tujuan penilaian
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menetapkan dahulu tujuan penilaian. Tujuan ini akan dapat ditetapkan apabila dipelajari dengan baik program yang akan dinilai.
b.      Tahap melengkapkan tujuan dengan tolak ukur tertentu.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah melengkapkan tujuan penilaian dengan tolak ukur tertentu.
c.       Tahap mengembangkan model, rencana dan program penilaian
Setelah tolak ukur berhasil dilengkapkan dilanjutkan dengan mengembangkan model rencana dan program penilaian tersebut harus jelas sehingga bukan saja dapat dipakai sebagai pegangan tetapi juga dapat dipahami dan dipergunakan oleh pihak ketiga seandainya ingin melakukan penilaian yang sama.
d.      Tahap melaksanakan penilaian
Apabila model rencana dan penilaian telah berhasil disusun lanjutkanlah dengan melaksanakan penilaian itu sendiri. Catatlah hasil yang ingin dicapai.
e.       Tahap menjelaskan derajat keberhasilan yang dicapai
Lanjutkan pekerjaan penilaian tersebut dengan menjelaskan derajat keberhasilan dan kegagalan yang dicapai oleh program. Penjelasan yang dimaksud ialah dalam bentuk kesimpulan tentang hasil program yang dinilai. 
f.       Tahap menyusun saran-saran
Langkah terakhir yang harus dilaksanakan ialah menyusun saran-saran sesuai dengan hasil penilaian yang diperoleh.

4.      Menurut The World Health Organization
Langkah-langkah penilaian ada Sembilan tahap yakni :
a.       Tahap penentuan hal yang akan dinilai.
Langkah pertama yang dilakukan ialah menentukan hal yang akan dinilai. Pekerjaan ini dapat dilakukan jika dapat dipelajari dengan baik program yang akan dinilai.
b.      Tahap melengkapkan keterangan yang dibutuhkan
Langkah selanjutnya yang dilakukan ialah mengumpulkan berbagai keterangan yang ada hubungannya dengan program yang akan dinilai. Untuk ini perlunya dipelajari secara cermat berbagai laporan yang ada dan yang berhubungan dengan pelaksanaan program.
c.       Tahap memeriksa hubungan antara keterangan dengan tujuan penilaian.
Apabila berbagai keterangan telah berhasil diperoleh, lanjutkanlah dan penyeleksian keterangan. Buanglah keterangan yang tidak ada hubungannya dengan tujuan penilaian.
d.      Tahap menilai kecukupan keterangan.
Lanjutkan pekerjaan penilaian ini dengan menilai kecukupan penilaian keterangan yang diperoleh. Apabila keterangan tersebut dianggap belum cukup, lakukan pengumpulan keterangan lagi. Jika telah cukup, lanjutkan ke tahap berikutnya
e.       Tahap menetapkan kemajuan program
Nilai kemajuan program dengan mempergunakan keterangan yang telah di kumpulan. Kemajuan program dapat dinilai dari keberhasilannya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
f.       Tahap menetapkan efektivitas program
Langkah selanjutnya ialah menetapkan efektivitas program. Suatu program dianggap efektif jika dinilai dapat mengatasi masalah yang mendasari dilaksanakannya program tersebut.
g.      Tahap menetapkan efisiensi program
Lanjutkan dengan menilai efisiensi program yakni yang dikaitkan dengan besarnya dana yang dipergunakan untuk melaksanakan program tersebut.
h.      Tahap menetapkan dampak program
Setelah ditetapkan efektivitas dan efisisensi program lanjutkan dengan menetapkan dampak program.
i.        Tahap menarik kesimpulan dan menyusun saran
Langkah terakhir yang dilakukan ialah menarik kesimpulan serta menyusun saran-saran sesuai dengan hasil penilaian.
Sama halnya dengan ruang lingkup penilaian, maka keempat pembagian langkah-langkah penilaian ini pada dasarnya tidak berbeda antara satu dengan lainnya. Yang ditemukan adalah pembagian yang satu lebih melengkapi pembagian yang lainnya.
Langkah-langkah yang ditempuh pada waktu melaksanakan penilaian agaknya merupakan perpaduan dari keempat pembagian di atas. Lankah-langkah yang dimaksud ialah :
1.      Pahami dahulu program yang akan dinilai
Untuk dapat memahami program dengan baik perhatian harus ditujukan kepada semua unsur program yang meliputi :
a.       Latar belakang dilaksanakannya program
b.      Masalah yang mendasari lahirnya program
c.       Tujuan yang ingin dicapai oleh program
d.      Kegiatannya dilakukan untuk mencapai tujuan program
e.       Organisasi dan tenaga pelaksana program
f.       Sumber daya yang dipergunakan oleh program
g.      Waktu dan tahapan program
h.      Tolak ukur kriteria keberhasilan dan rencana penilaian program (jika ada)
2.      Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan
Apabila pemahaman program telah dilakukan lanjutkanlah dengan menentukan macam dan ruang lingkup penilaian. Pekerjaan yang seperti ini makin bertambah penting jika kebetulan tidak ditemukan keterangan apapun tentang penilaian dalam rencana kerja yang ditetapkan sebelumnya.
3.      Susunlah rencana penilaian
Pada dasarnya rencana penilaian harus memenuhi semua syarat rencana yang baik yakni :
a.       Tujuan penilaian
Rumuskan tujuan penilaian dengan jelas yakni yang mempunyai tolak ukur ataupun kriteria sehingga memudahkan pengambilan kesimpulan.
b.      Macam data
Tetapkan macam data atau keterangan yang diperlukan untuk penilaian yang tentu saja berbeda antara satu program dengan program lainnya.
c.       Sumber data
Sumber data yang baik ialah dapat dipercaya, akurat dan lengkap.
d.      Cara mendapatkan data
Pada dasarnya ada empat cara yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan, dan ataupun peran serta.
e.       Cara menarik kesimpulan
Secara umum kesimpulan dapat dilakukan dengan lima cara yakni :
1.      Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data awal
Harus diyakini bahwa data awal yakni data yang sebelum dilaksanakannya program tersedia dengan lengkap.
2.      Membandingkan hasil yang diperoleh dengan tujuan program
Cara ini dapat dipergunakan jika rumusan tujuan jelas dan lengkap.
3.      Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil program lain
Jika kesimpulan ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari program lain haruslah diupayakan bahwa program lain tersebut adalah program yang sesuai. Harus selalu diingat bahwa betapa sesuainya program tersebut selalu ditemukan beberapa faktor yang berbeda, misalnya keadaan social budaya masyarakat tempat dilakukannya program, waktu pelaksanaan program, pelaksana program, dan lain sebagainya.
4.      Membandingkan hasil yang diperoleh dengan sesuatu tolak ukur.
Kesimpulan dapat ditarik dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan suatu tolak ukur berupa indikator dan ataupun kriteria tertentu. Indikator (indicator) dipergunakan jika yang ingin diukur adalah suatu perubahan, mudah dimengerti karena indikator mengandung tolak ukur berupa variabel. Misalnya angka kematian, angka komplikasi, angka kesembuhan dan lain sebagainya yang seperti ini. Jika menggunakan kriteria (criteria) maka yang diukur adalah hasil dari suatu perbuatan karena kriteria mengandung tolak ukur berupa standar. Misalnya standar layanan medis, yang baik atau tidaknya ditentukan oleh beberapa kriteria. Antara lain anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, tindakan dan lain sebagainya yang seperti ini.
5.      Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari kontrol.
Jika cara ini yang ingin dipergunakan, haruslah diyakini bahwa program lain sebagai kontrol tersebut memang ada.
4.      Laksanakan penilaian.
Apabila rencana penilaian telah berhasil disusun, lanjutkan dengan melaksanakan penilaian tersebut. Catatlah semua kegiatan serta hasil yang diperoleh.
5.      Tarik kesimpulan
Hasil penilaian haruslah disimpulkan. Tariklah kesimpulan tersebut sesuai dengan cara yang telah ditetapkan dalam rencana penilaian. Pada dasarnya ada dua macam kesimpulan yang sering disimpulkan, yakni :
a.       Kesimpulan tentang keberhasilan program
Yang dinilai di sini ialah sampai seberapa jauh program telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik berupa keluaran dan ataupun dampaknya. Lazimnya kesimpulan tersebut ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh terhadap tolak ukur yang ditetapkan. Hitunglah presentase keberhasilannya. Untuk menghitung presentase keberhasilan sering dipergunakan formula sebagai berikut :
                                                         X2 – X0
               % keberhasilan       =                              X 100%
                                                         XI – X0
X2 = Pencapaian
X1 = Tujuan
X0 = Masalah
b.      Kesimpulan tentang nilai program
Nilai program ada dua yakni efektifitas dan efisiensi. Program dinilai efektif jika dapat menyelesaikan masalah. Sedangkan jika dalam menyelesaikan masalah tersebut diperlukan penggunaan sumber dana yang sedikit maka program tersebut dinilai efisien.
Karena penilaian efisiensi dikaitkan dengan biaya atau cost maka pada saat ini banyak dikembangkan berbagai perhitungan biaya program kesehatan. Perhitungan seperti ini menjadi perhatian utama para ahli ekonomi kesehatan atau health economics yang banyak membantu dalam pengambilan keputusan tentang alokasi biaya. Dua contoh perhitungan biaya yang sering dipergunakan adalah cost benefit analisis dan cost effektifness analisis.
6.      Susunlah saran-saran
Langkah terakhir yang dilaksanakan pada penilaian adalah menyusun saran-saran sesuai dengan hasil penilaian. Tujuannya ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program pada masa yang akan datang.


2.5 Teknik Penilaian Program
Teknik penilaian banyak macamnya, karena semuanya tergantung dari program yang akan dinilai. Dalam praktek sehari-hari yang sering dipergunakan adalah teknik Ragpie Program Matrix (RPM). Adapun prinsip dari RPM adalah sebagai berikut :

1.      Sederhanakan dan kelompokanlah program kedalam tiga penahapan yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian akhir program.
2.      Sederhanakan dan kelompokanlah program ke dalam tiga komponen yakni komponen sumber, kegiatan dan tujuan.
3.      Isilah kotak yang terbentuk dengan keterangan yang sesuai dan lakukan perbandingan. Setelah itu tarik kesimpulan dan susunlah saran.

2.6 Program - program Kesehatan Masyarakat
Krisis ekonomi mendalam serta bencana yang beruntun membebani sumber daya dan pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada rendahnya status gizi, menurunnya pelayanan kesehatan dan rendahnya higienitas masyarakat yang mengakibatkan rendahnya kualitas kesehatan dan tingginya angka kesakitan dan kematian masyarakat. Hal ini diperparah dengan  banyaknya masyarakat yang berpendidikan dan berpendapatan rendah (miskin), serta kondisi ekonomi makro yang tidak stabil. Pada kenyataan akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit yang diperkirakan sudah tidak ada lagi sepeti; malaria, TBC, polio dan banyaknya angka kekurangan gizi yang menjangkiti bayi, balita dan anak-anak. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan program-program kesehatan bagi masyarakat miskin seperti askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin), JPKM miskin dan pengobatan dasar gratis bagi masyarakat, serta menghidupkan kembali peran Posyandu di daerah-derah terpencil.
Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan karena masalah yang demikian. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Untuk pelaksanaan kegiatan program di Puskesmas, program kesehatan masyarakat tersebut mempunyai target dari standar pelayanan minimal kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah  namun demikian masih diketemukan permasalahan-permasalahan di lapangan yaitu rendahnya cakupan kegiatan akibat keterbatasan-keterbatasan di puskesmas termasuk sumber daya manusia petugas kesehatan, Untuk menggambarkan keberhasilan pembangunan kesehatan melalui kesehatan masyarakat diperlukan standar pelayanan minimal bidang kesehatan.Tenaga pelaksana kegiatan pelayanan masyarakat belum sesuai berdasarkan standar minimal pelayanan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2004, yaitu tingkat pendidikan pelaksana program kesehatan masyarakat seharusnya oleh tenaga dengan spesifikasi pendidikan sederajat D3 kesehatan. Menyangkut sumber biaya, sumber biaya diperoleh dari berbagai sumber, seperti Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Asuransi Kesehatan, dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak, dan lain-lain.

Program kesehatan masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam kegiatan pokok puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar. Program ini terdiri atas :

1. Program promosi kesehatan:
(a)  mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan
(b)  melaksanakan kegiatan sosialisasi JPKM
(c)  melakukan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
(d)  pelayanan klinik sanitasi, dan lain-lain
(e)  membuat perencanaan dan laporan.

2. Program kesehatan lingkungan:
(a)  melaksanakan kegiatan dalam rangka penyehatan lingkungan,
(b) melakukan pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU), tempat pengelolaan makanan (TPM),   tempat penjualan dan penyimpanan pestisida,
(c) melakukan pembinaan/penyuluhan kepada masyarakat tentang sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA),dll
(d) membuat perencanaan dan laporan.

3. Program gizi masyarakat:
 (a)  melaksanakan tugas kegiatan upaya perbaikan gizi keluarga dan gizi masyarakat
 (b)  melaksanakan pendistribusian Vitamin A, tablet Fe,
 (c) melakukan koordinasi dengan lintas sektoral terkait dengan kegiatan UPGK (usaha perbaikan gizi keluarga),
 (d)  membuat perencanaan dan laporan.


4. Program pemberantasan penyakit menular:
(a) melaksanakan penyuluhan yang berhubungan dengan kegiatan pemberantasan penyakit  menular,
 (b)  melaksanakan imunisasi,
 (c)  melaksanakan kegiatan pemberantasan penyakt menular,
 (d)  membuat perencanaan dan laporan.

Dari berbagai program kesehatan tersebut diatas, tentunya masih ada lagi program lain yang lebih terperinci yang telah dibuat dan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan atau  program-program tersebut di masyarakat walaupun sudah dilaksanakan namun belum memenuhi atau belum menjangkau semua masyarakat terutama masyarakat di daerah terpencil karena kurangnya sarana transportasi, dan lain-lain.

 
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
ü  Penilaian adalah prosedur pelaksanaan/hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan membandingkannya dengan standar  dan dengan mengikuti kriteria/tujuan tertentu guna menilai dan pengambilan keputusan selanjutnya.
ü  Secara umum penilaian dapat dibedakan dalam 3 jenis, yakni :   
       a. Penilaian pada tahap awal program : Penilaian yang dilakukan pada saat merencanakan suatu program. Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan bahwa rencana yang disusun dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan.                                                         
    b. Penilaian pada tahap pelaksanaan program : Penilaian yang dilakukan pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi penyimpangan – penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program 
    c. Penilaian pada tahap akhir program : Penilaian yang dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya untuk mengukur keluaran dan mengukur dampak yang dihasilkan dari program.                                                                                                     
ü  Langkah – langkah penilaian suatu program adalah :
a. Pahami dahulu program yang akan dinilai
b. Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan
c. Susunlah rencana penilaian
d. Melaksanakan penilaian
e. Menarik kesimpulan.
f. Menyusun saran – saran                                                                                           
ü  Teknik penilaian merupakan suatu metode yang digunakan terhadap pelaksanaan program dan dalam praktik kesehariannya, teknik yang sering digunakan adalah teknik Ragpie Program Matrix.
ü  Program kesehatan masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam kegiatan pokok puskesmas dan PHC, yang terdiri dari : (a) perbaikan gizi masyarakat, (b) pemberantasan penyakit menular, (c) promosi kesehatan, dan (d) kesehatan lingkungan.

3.2 Saran
            Untuk meningkatkan suatu program, penilaian sangat beperan dalam suatu program untuk mengetahui hasil dari program yang di jalankan. Oleh sebab itu penilaian program perlu dipergunakan secara baik dan semaksimal mungkin guna penerapannya selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA
Awar, azrull.1996.Pengantar administrasi kesehatan : Jakarta 
Notoatmodjo, soekidjo. 2003. Ilmu kesehatan masyarakat : Jakarta
http://www.ptaskes.com/read/askespjkmu
http://fk.uns.ac.id/static/materi/Surveilans_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf
http://kesehatan.kaltimprov.go.id/arsip/2011/01/23/menkes-beberkan-program-prioritas-kemenkes-2011.html
http://dinkes.pamekasankab.go.id/index.php/berita/166-hari-kesehatan-nasional