BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan
kesehatan yang telah dijalankan berupaya untuk lebih meningkatkan pemerataan pelayanan
kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Perhatian khusus pembangunan kesehatan
diberikan pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik yang hidup
di daerah kumuh perkotaan, daerah pedesaan, daerah perbatasan dan kelompok
masyarakat suku terasing, serta daerah transmigrasi/permukiman baru. Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara bermakna, meskipun belum dapat dinikmati secara
merata oleh seluruh penduduk.
Puskesmas
adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Sejak diperkenalkan konsep puskesmas tahun 1968, berbagai hasil telah
dicapai. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi berhasil diturunkan dan
sementara itu umur harapan hidup rata-rata meningkat secara bermakna. Puskesmas
juga menghadapi tuntutan secara terus menerus, yaitu tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata, dan pembiayaan kesehatan yang
terjangkau. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang Puskesmas telah tercapai dengan baik, namun ada
beberapa program kesehatan lainnya yang masih belum mencapai target standar
pelayanan minimal (SPM). Oleh sebab itu dibutuhkan kajian-kajian mendalam untuk
mencari solusi yang tepat dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.
Program
kesehatan masyarakat merupakan perwujudan paradigma sehat, utamanya pada aspek
keluarga dan aspek masyarakat. Program kesehatan masyarakat meliputi beberapa program
yang tergabung dalam kegiatan pokok puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar.
Program ini terdiri atas (a) perbaikan gizi masyarakat, (b) pemberantasan
penyakit menular, (c) promosi kesehatan, dan (d) kesehatan lingkungan. Idealnya
pelayanan kesehatan masyarakat meliputi seluruh upaya kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, baik untuk sasaran bayi, anak, remaja, ibu hamil, bapak
maupun yang sudah lanjut usia.
Manajemen
kesehatan adalah suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,pengkoordinasian,
dan penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan, kedokteran serta
lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai
upaya yang ditujukan kepada perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Minimnya
mutu pelayanan kesehatan akan berakibat menurunnya status kesehatan dan status
gizi masyarakat terutama pada kelompok yang rentan yaitu ibu hamil, nifas,
bayi, balita, dan penduduk miskin. Morbilitas dan mortalitas pada penyakit
infeksi akan meningkat karena daya tahan tubuh melemah akibat kurang gizi dan
buruknya sanitasi lingkungan. Adanya masalah ini, memerlukan kajian atau
penelitian untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan program kesehatan masyaraka. Penilaian Program adalah penting karena
merupakan satu elemen manajemen yang membantu manajemen menentukan efektivitas
dan efisiensi program. Oleh karena itu juga penilaian harus mendalam dan perlu dievaluasi.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
menjadi batasan penilaian program!
2. Apa saja jenis - jenis penilaian program
kesehatan!
3. Apa saja yang menjadi ruang lingkup penilaian
program kesehatan!
4. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam
melaksanakan penilaian program!
5. Teknik apa yang digunakan dalam penilaian
program!
6. Apa saja program – program kesehatan!
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui batasan penilaian suatu
program
2. Dapat mengetahui jenis - jenis penilaian
program kesehatan
3. Dapat mengetahui ruang lingkup penilaian
program kesehatan
4. Dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan
dalam melaksanakan penilaian program
5. Dapat mengetahui teknik yang digunakan dalam
penilaian program
6. Dapat mengetahui program – program kesehatan
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan
dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Batasan Penilaian
Suatu program yang akan dilaksanakan
khususnya program kesehatan membutuhkan penilaian agar program yang dilaksanakan dapat dikelola
dengan baik. Penilaian
adalah prosedur pelaksanaan / hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan
membandingkannya dengan standar dan
dengan mengikuti kriteria/tujuan tertentu guna menilai dan pengambilan keputusan
selanjutnya. Batasan tentang penilaian banyak macamnya, beberapa yang
terpenting diantaranya adalah :
1.
The World Health Organization
Penilaian
adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk
meningkatkan pencapaian, pelaksanaan,dan perencanaan suatu program melalui
pemilihan secara saksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan
selanjutnya.
2.
The American Public Association
Penilaian
adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3.
The International Clearing House on
Adolescent Fertility Control for Population Options
Penilaian
adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang
dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan
dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dilakukan pada
setiap tahap dari pelaksanaan program.
4.
Riecken
Penilaian
adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu
program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jika
diperhatikan
keempat batasan diatas, segera terlihat bahwa ada dua pendapat tentang
penilaian tersebut, yakni :
1) Penilaian
hanya dilakukan pada tahap akhir program Pendapat
yang seperti ini dapat dilihat dalam batasan yang dilakukan ole Ricken. Disini
dikemukakan bahwa penilaian tersebut dilakukan terhadap akibat yang ditimbulkan
oleh suatu program, yang pada dasarnya hanya dapat dilakukan jika suatu program
telah selesai dilaksanakan.
2) Penilaian
dapat dilakukan pada tahap program Pendapat
seperti ini secara tegas dikemukakan oleh The
International clearing house on Adolescent fertility control for population
options dan secara samar-samar ditemukan pula pada batasan yang dirumuskan
oleh The World Health organization dan American Public Health Association. Pada
pendapat yang terakhir ini disebutkan bahwa penilaian tidak hanya dilakukan pada
tahap akhir program, tetapi juga dapat dilakukan pada waktu program sedang
dilaksanakan dan atau sebelum peogram itu dilaksanakan.
2.2 Jenis Penilaian
Program
Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat
ditemukan pada system tahap pelaksanaan program, maka penilaian secara umum
dapat dibedakan dalam 3 jenis, yakni :
1. Penilaian
pada tahap awal program Penilaian
yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu program (Formatif
evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang disusun benar-benar telah sesuai
dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Penilaian yang bermaksud mengukur kesesuaian program dengan masalah atau
kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula denga studi penjajakan kebutuhan.
2. Penilaian
pada tahap pelaksanaan program Penilaian
yang dimaksudkan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan
utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut
telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program
tersebut.
3. Penilaian
pada tahap akhir program Penilaian
yang dilakukan disini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan.
Tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur
keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari
kedua macam penilaian akhir ini,
diketahui bahwa penilaian keluaran lebih mudah daripada penilaian dampak,
karena penilaian dampak dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Peranan
dan arti dari ketiga macam penilaian ini sama pentingnya. Karena hasil yang
diperoleh dari ketiga macam penilaian ini amat berguna untuk membantu dalam
pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya
penilaian, akan dapat dihindari
terjadinya sesuatu yang sia-sia, yang dalam bidang administrasi dan yang
terpenting adalah mencegah terjadinya penghamburan sumber, tata cara, dan
kesanggupan ( tenaga, dana, sarana dan metode) yang keadaanya memang selalu
amat terbatas.
2.3 Ruang Lingkup
Program Kesehatan
Sesuai
dengan luasnya pengertian
kesehatan, maka ruang lingkup penilaian yakni hal-hal yang dinilai dari suatu
program kesehatan adalah amat luas. Disini ada beberapa sarjana yang memberikan
ruang lingkup program kesehatan yaitu sebagai berikut :
1. Deniston
Deniston menyebutkan bahwa hal-hal yang
dapat dinilai suatu, program kesehatan
dibedakan atas 4 jenis yakni :
a.
Kelayakan Program
Penilaian
yang dilakukan disini ialah terhadap program secara keseluruhan. Program yang
dinilai layak jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
b.
Kecukupan Program
Sama
halnya dengan kelayakan,maka penilaian yang dilakukan disini ialah juga
terdapat program secara keseluruhan. Suatu program dinilai cukup jika program
tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
c.
Efektivitas Program
Penilaian
juga dilakukan terhadap program secara keseluruhan. Suatu progam dinilai
efektif jika program tersebut telah
dapat dilaksanakan dengan hasil yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
d.
Efisiensi
Sama
halnya dengan efektivitas, maka penilaian juga dilakukan terhadap program
secara keseluruhan. Suatu program dinilai efisien, jika program tersebut dapat
dilaksanakan dengan hasil yang kecuali dapat menyelesaikan masalah juga pada
waktu pelaksanaannya tidak memerlukan sumber daya yang besar.
2. George
James
Sama halnya dengan Deniston, maka George
James juga memberikan ruang lingkup penilaian suatu program kesehatan atas 4
macam, sebagai berikut :
1.
Upaya program Penilaian yang dilakukan disini
adalah terhadap upaya yang dilaksanakan oleh program dalam mencapai rencana/tujuan
yang telah ditetapkan. Jika upaya yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut penampilannya,
mendapat penilaian yang baik.
2.
Penampilan program
Penilaian
yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut
penampilannya, mendapat penilaian yang baik.
3. Ketepatan
pengambilan program
Penilaian
yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut dari sudut
ketepatan penampilan, mendapat penilaian yang baik.
4.
Efisiensi program
Penilaian
yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan tidak
hanya terhadap tujuan dan atau masalah, tetapi
juga terhadap pengggunaan sumber daya. Jika hasil yang dicapai dinilai
dapat mencapai tujuan, berhasil mengatasi masalah serta penggunaan sumber
dayanya terbatas, maka program tersebut, dari sudut efisiensi, mendapat
penilaian yang baik.
3. Milton
R. Roemer
Milton R.Roemer membedakan ruang lingkup
penilaian suatu proses program kesehatan atas 6 jenis yaitu :
a.
Status kesehatan yang dihasilkan
Disini
penilaian yang dilakukan terhadap tingkat kesehatan yang dihasilkan dan
dilaksanakannya suatu program kesehatan. Mudah dipahami bahwa penilaian ini
sulit dilakukan, karena berbagai faktor lainnya sebenarnya turut mempengaruhi
status kesehatan seseorang atau masyarakat, harus turut diperhitungkan.
b.
Kualitas pelayanan yang dilaksanakan
Penilaian
yang dilakukan disini ialah terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Penilaian
dilakukan dengan membandingkan terhadap suatu tolok ukur dan ataupun kriteria
yang telah ditetapkan. Suatu program kesehatan dianggap baik, jika kualitas
pelayanan telah sesuai dengan standar minimal pelayanan kesehatan yang telah
ditetapkan. Tolok ukur dan ataupun kriteria yang dipergunakan sebagai
perbandingan banyak macamnya. Misalnya angka kesembuhan, lama rata-rata hari
perawatan ataupun obat yang diberikan terhadap penderita.
c.
Kualitas pelayanan yang dihasilkan
Secara
umum disebutkan jika ratio antara dana dan masyarakat, ratio antara tenaga dan
masyarakat serta rasio antara sarana dan masyarakat adalah tinggi, maka
pelayanan kesehatan itu dinilai baik, karena berarti kontak antara masyarakat dengan
pelayanan kesehatan lebih sering hal ini dapat disebabkan kualitas program
kesehaatan yang baik
d.
Sikap masyarakat terhadap program
kesehatan
Program
kesehatan juga dapat dinilai dari sikap masyarakat (attitude of recipients)
yang memanfaatkan program kesehatan tersebut. Penilaian yang seperti ini
bersifat subjektif dan karena itu hasilnya sulit dipercaya.
e.
Sumber daya yang tersedia
Penilaian
yang dilakukan disini ialah terhadap sumber daya yang tersedia (resources made
available), baik terdapat sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana. Jika
sumber tersebut tersedia secara memadai, maka program tersebut dinilai cukup
baik.
f.
Biaya yang dipergunakan
Penilaian
yang dilakukan disini ialah terhadap biaya (cost of the program) yang
dipergunakan oleh program. Dasar penilaian ialah melakukan perbandingan antara
input dengan output. Jika perbedaannya terlalu besar, maka program tersebut
dinilai tidak baik.
4. Blum
Blum membedakan ruang lingkup penilaian
atas enam macam, yakni:
a.
Pelaksanaan program
Pertanyaan
pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pelaksanaan program ialah apakah
program tersebut terlaksana atau tidak, bagaimana pelaksanaannya serta faktor-faktor
penopang dan penghambat apakah yang ditemukan pada pelaksanaan program.
b.
Pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
Pertanyaan
pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pemenuhan kriteria program ialah
apakah dalam pelaksanaan program, semua ketentuan yang telah ditetapkan
terpenuhi atau tidak. Ketentuan dan ataupun kriteria yang dimaksudkan disini
adalah seperti yang tercantum dalam rencana kerja program yang dimaksud.
c.
Efektivitas program
Penilaian
tentang efektivitas program menunjuk pada keberhasilan program dalam mencapai
tujuan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
d.
Efisiensi program
Sama
halnya dengan penilaian tentang efektivitas, maka penilaian tentang efisiensi program
juga melihat keberhasilan program dalam mencapai tujuan ataupun mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi, tetapi dikaitkan dengan penggunaan dana.
Sekalipun program dapat mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah, tetapi jika
memerlukan biaya yanag besar maka program tersebut dinilai tidak efisien.
e.
Keabsahan hasil yang dicapai oleh
program
Pada
penilaian tentang keabsahan hasil rogram (validity), maka penilaian tersebut
dikaitkan pula dengan kemampuannya memberikan hasil yang sama pada setiap kali
program tersebut dilaksanakan. Program disebut absah (valid), apabila pada
setiap kali program tersebut dilaksanakan, hasil yang diperoleh adalah sama.
f.
Sistem yang dipergunakan untuk
melaksanakan program
Pada
penilaian tentang sistem, yang dinilai adalah seluruh faktor yang terdapat
dalam program, dan atau seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi program.
Secara sederhana, ruang lingkup penilaian dapat
dibedakan atas 4 kelompok, yakni:
1.
Penilaian terhadap masukan
Termasuk
kedalam penilaian tehadap masukan (input) ini ialah yang menyangkut pemanfaatan
berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
2.
Penilaian terhadap proses
Penilaian
terhadap proses (process) lebih dititikberatkan pada pelaksanaan program,
apakah sesuai dengan rencana yang ditelah ditetapkan atau tidak. Proses yang
dimaksudkan disini mencakup semua tahap administrasi, mulai dari tahap
perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan program.
3.
Penilaian terhadap keluaran
Yang
dimaksud dengan penilaian tehadap keluaran (output) ialah penilaian terhadap
hasil yang dicapai dari dilaksanakannya suatu program.
4.
Penilaian terhadap dampak
Penilaian
terhadap dampak (impact) program mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari dilaksanakannya
suatu program.
2.4 Langkah-langkah
Penilaian Program Kesehatan
Untuk
dapat melaksanakan pekerjaan penilaian, tentu diperlukan pedoman untuk
melaksanakannya. Pedoman yang dimaksud pada dasarnya terdiri dari
langkah-lngkah yang harus dilakukan pada waktu pelaksanaan.
1. Mac
Mahon
Membedakan langkah-langkah penilaian
atas tiga tahap yaitu :
a.
Tahap menentukan macam dan ruang lingkup
penilaian
Langkah
pertama yang harus dilakukan pada penilaian adalah menentukan macam dan ruang
lingkup penilaian yang akan dilaksanakan.
b.
Tahap pemahaman program yang akan
dinilai
Langkah
seharusnya yang harus dilakukan ialah memahami dengan lengkap program yang akan
dinilai. Disebutkan bahwa berhasil tidaknya penilaian yang dilakukan sangat
dipengaruhi sekali oleh sampai seberapa jauh pemahaman yang dimiliki terhadap
program yang akan dinilai.
c.
Tahap pelaksanaan dan menarik kesimpulan
Langkah
terakhir yang dilakukan ialah melaksanakan penilaian tersebut untuk kemudian
menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Untuk dapat menarik kesimpulan
dianjurkan untuk mempergunakan hasil dari program lain yang sesuai.
2. Audie
Knutson
Langkah-langkah penilaian ada penilaian
ada tiga macam yakni :
a.
Tahap pemahaman program yang akan
dinilai
Tahap
pertama yang akan dilakukan ialah dengan memahami dengan lengkap program yang
akan dinilai.
b.
Tahap mengembangkan rencana penilaian
dan melaksanakan penilaian.
Langkah
selanjutnya ialah mengembangkan rencana penilaian yang akan dipergunakan dan
kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
c.
Tahap menerik kesimpulan.
Langkah
selanjutnya ialah menarik kesimpulan terhadap hasil yang di peroleh.Kesimpulan
tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan hasil terhadap data awal atau
terhadap data dari program lain yang disesuai.
3. Levey
dan Loomba
Levey dan Loomba membedakan
langkah-langkah penilaian atas 6 jenis yakni :
a.
Tahap menetapkan tujuan penilaian
Langkah
pertama yang harus dilakukan ialah menetapkan dahulu tujuan penilaian. Tujuan
ini akan dapat ditetapkan apabila dipelajari dengan baik program yang akan
dinilai.
b.
Tahap melengkapkan tujuan dengan tolak
ukur tertentu.
Langkah
selanjutnya yang harus dilakukan ialah melengkapkan tujuan penilaian dengan
tolak ukur tertentu.
c.
Tahap mengembangkan model, rencana dan
program penilaian
Setelah
tolak ukur berhasil dilengkapkan dilanjutkan dengan mengembangkan model rencana
dan program penilaian tersebut harus jelas sehingga bukan saja dapat dipakai
sebagai pegangan tetapi juga dapat dipahami dan dipergunakan oleh pihak ketiga
seandainya ingin melakukan penilaian yang sama.
d.
Tahap melaksanakan penilaian
Apabila
model rencana dan penilaian telah berhasil disusun lanjutkanlah dengan
melaksanakan penilaian itu sendiri. Catatlah hasil yang ingin dicapai.
e.
Tahap menjelaskan derajat keberhasilan
yang dicapai
Lanjutkan
pekerjaan penilaian tersebut dengan menjelaskan derajat keberhasilan dan
kegagalan yang dicapai oleh program. Penjelasan yang dimaksud ialah dalam bentuk
kesimpulan tentang hasil program yang dinilai.
f.
Tahap menyusun saran-saran
Langkah
terakhir yang harus dilaksanakan ialah menyusun saran-saran sesuai dengan hasil
penilaian yang diperoleh.
4. Menurut
The World Health Organization
Langkah-langkah penilaian ada Sembilan
tahap yakni :
a.
Tahap penentuan hal yang akan dinilai.
Langkah
pertama yang dilakukan ialah menentukan hal yang akan dinilai. Pekerjaan ini
dapat dilakukan jika dapat dipelajari dengan baik program yang akan dinilai.
b.
Tahap melengkapkan keterangan yang
dibutuhkan
Langkah
selanjutnya yang dilakukan ialah mengumpulkan berbagai keterangan yang ada
hubungannya dengan program yang akan dinilai. Untuk ini perlunya dipelajari
secara cermat berbagai laporan yang ada dan yang berhubungan dengan pelaksanaan
program.
c.
Tahap memeriksa hubungan antara
keterangan dengan tujuan penilaian.
Apabila
berbagai keterangan telah berhasil diperoleh, lanjutkanlah dan penyeleksian
keterangan. Buanglah keterangan yang tidak ada hubungannya dengan tujuan
penilaian.
d.
Tahap menilai kecukupan keterangan.
Lanjutkan
pekerjaan penilaian ini dengan menilai kecukupan penilaian keterangan yang
diperoleh. Apabila keterangan tersebut dianggap belum cukup, lakukan
pengumpulan keterangan lagi. Jika telah cukup, lanjutkan ke tahap berikutnya
e.
Tahap menetapkan kemajuan program
Nilai
kemajuan program dengan mempergunakan keterangan yang telah di kumpulan.
Kemajuan program dapat dinilai dari keberhasilannya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
f.
Tahap menetapkan efektivitas program
Langkah
selanjutnya ialah menetapkan efektivitas program. Suatu program dianggap
efektif jika dinilai dapat mengatasi masalah yang mendasari dilaksanakannya
program tersebut.
g.
Tahap menetapkan efisiensi program
Lanjutkan
dengan menilai efisiensi program yakni yang dikaitkan dengan besarnya dana yang
dipergunakan untuk melaksanakan program tersebut.
h.
Tahap menetapkan dampak program
Setelah
ditetapkan efektivitas dan efisisensi program lanjutkan dengan menetapkan
dampak program.
i.
Tahap menarik kesimpulan dan menyusun
saran
Langkah
terakhir yang dilakukan ialah menarik kesimpulan serta menyusun saran-saran
sesuai dengan hasil penilaian.
Sama
halnya dengan ruang lingkup penilaian, maka keempat pembagian langkah-langkah
penilaian ini pada dasarnya tidak berbeda antara satu dengan lainnya. Yang
ditemukan adalah pembagian yang satu lebih melengkapi pembagian yang lainnya.
Langkah-langkah yang
ditempuh pada waktu melaksanakan penilaian agaknya merupakan perpaduan dari
keempat pembagian di atas. Lankah-langkah yang dimaksud ialah :
1. Pahami
dahulu program yang akan dinilai
Untuk dapat memahami program dengan baik
perhatian harus ditujukan kepada semua unsur program yang meliputi :
a.
Latar belakang dilaksanakannya program
b.
Masalah yang mendasari lahirnya program
c.
Tujuan yang ingin dicapai oleh program
d.
Kegiatannya dilakukan untuk mencapai
tujuan program
e.
Organisasi dan tenaga pelaksana program
f.
Sumber daya yang dipergunakan oleh
program
g.
Waktu dan tahapan program
h.
Tolak ukur kriteria keberhasilan dan
rencana penilaian program (jika ada)
2. Tentukan
macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan
Apabila pemahaman program telah
dilakukan lanjutkanlah dengan menentukan macam dan ruang lingkup penilaian.
Pekerjaan yang seperti ini makin bertambah penting jika kebetulan tidak ditemukan
keterangan apapun tentang penilaian dalam rencana kerja yang ditetapkan
sebelumnya.
3. Susunlah
rencana penilaian
Pada dasarnya rencana penilaian harus
memenuhi semua syarat rencana yang baik yakni :
a.
Tujuan penilaian
Rumuskan
tujuan penilaian dengan jelas yakni yang mempunyai tolak ukur ataupun kriteria
sehingga memudahkan pengambilan kesimpulan.
b.
Macam data
Tetapkan
macam data atau keterangan yang diperlukan untuk penilaian yang tentu saja
berbeda antara satu program dengan program lainnya.
c.
Sumber data
Sumber
data yang baik ialah dapat dipercaya, akurat dan lengkap.
d.
Cara mendapatkan data
Pada
dasarnya ada empat cara yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan, dan ataupun
peran serta.
e.
Cara menarik kesimpulan
Secara
umum kesimpulan dapat dilakukan dengan lima cara yakni :
1. Membandingkan
hasil yang diperoleh dengan data awal
Harus diyakini bahwa data awal yakni
data yang sebelum dilaksanakannya program tersedia dengan lengkap.
2. Membandingkan
hasil yang diperoleh dengan tujuan program
Cara ini dapat dipergunakan jika rumusan
tujuan jelas dan lengkap.
3. Membandingkan
hasil yang diperoleh dengan hasil program lain
Jika kesimpulan ditarik dengan
membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari program lain haruslah
diupayakan bahwa program lain tersebut adalah program yang sesuai. Harus selalu
diingat bahwa betapa sesuainya program tersebut selalu ditemukan beberapa
faktor yang berbeda, misalnya keadaan social budaya masyarakat tempat
dilakukannya program, waktu pelaksanaan program, pelaksana program, dan lain sebagainya.
4. Membandingkan
hasil yang diperoleh dengan sesuatu tolak ukur.
Kesimpulan dapat ditarik dengan
membandingkan hasil yang dicapai dengan suatu tolak ukur berupa indikator dan
ataupun kriteria tertentu. Indikator (indicator) dipergunakan jika yang ingin
diukur adalah suatu perubahan, mudah dimengerti karena indikator mengandung
tolak ukur berupa variabel. Misalnya angka kematian, angka komplikasi, angka
kesembuhan dan lain sebagainya yang seperti ini. Jika menggunakan kriteria
(criteria) maka yang diukur adalah hasil dari suatu perbuatan karena kriteria
mengandung tolak ukur berupa standar. Misalnya standar layanan medis, yang baik
atau tidaknya ditentukan oleh beberapa kriteria. Antara lain anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, tindakan dan lain
sebagainya yang seperti ini.
5. Membandingkan
hasil yang diperoleh dengan hasil dari kontrol.
Jika cara ini yang ingin dipergunakan,
haruslah diyakini bahwa program lain sebagai kontrol tersebut memang ada.
4. Laksanakan
penilaian.
Apabila rencana penilaian telah berhasil
disusun, lanjutkan dengan melaksanakan penilaian tersebut. Catatlah semua
kegiatan serta hasil yang diperoleh.
5. Tarik
kesimpulan
Hasil penilaian haruslah disimpulkan.
Tariklah kesimpulan tersebut sesuai dengan cara yang telah ditetapkan dalam
rencana penilaian. Pada dasarnya ada dua macam kesimpulan yang sering
disimpulkan, yakni :
a.
Kesimpulan tentang keberhasilan program
Yang
dinilai di sini ialah sampai seberapa jauh program telah berhasil mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, baik berupa keluaran dan ataupun dampaknya.
Lazimnya kesimpulan tersebut ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh
terhadap tolak ukur yang ditetapkan. Hitunglah presentase keberhasilannya.
Untuk menghitung presentase keberhasilan sering dipergunakan formula sebagai
berikut :
X2 – X0
% keberhasilan = X
100%
XI – X0
X2 = Pencapaian
X1 = Tujuan
X0 = Masalah
b. Kesimpulan
tentang nilai program
Nilai program ada dua yakni efektifitas
dan efisiensi. Program dinilai efektif jika dapat menyelesaikan masalah.
Sedangkan jika dalam menyelesaikan masalah tersebut diperlukan penggunaan
sumber dana yang sedikit maka program tersebut dinilai efisien.
Karena penilaian efisiensi dikaitkan
dengan biaya atau cost maka pada saat ini banyak dikembangkan berbagai
perhitungan biaya program kesehatan. Perhitungan seperti ini menjadi perhatian
utama para ahli ekonomi kesehatan atau health
economics yang banyak membantu dalam pengambilan keputusan tentang alokasi
biaya. Dua contoh perhitungan biaya yang sering dipergunakan adalah cost benefit analisis dan cost effektifness analisis.
6. Susunlah
saran-saran
Langkah terakhir yang dilaksanakan pada
penilaian adalah menyusun saran-saran sesuai dengan hasil penilaian. Tujuannya
ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program pada masa yang akan datang.
2.5
Teknik Penilaian Program
Teknik penilaian banyak macamnya, karena semuanya
tergantung dari program yang akan dinilai. Dalam praktek sehari-hari yang
sering dipergunakan adalah teknik Ragpie
Program Matrix (RPM). Adapun prinsip dari RPM adalah sebagai berikut :
1. Sederhanakan
dan kelompokanlah program kedalam tiga penahapan yakni tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penilaian akhir program.
2. Sederhanakan
dan kelompokanlah program ke dalam tiga komponen yakni komponen sumber,
kegiatan dan tujuan.
3. Isilah
kotak yang terbentuk dengan keterangan yang sesuai dan lakukan perbandingan.
Setelah itu tarik kesimpulan dan susunlah saran.
2.6
Program - program Kesehatan Masyarakat
Krisis ekonomi mendalam serta bencana yang beruntun membebani
sumber daya dan pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada rendahnya status
gizi, menurunnya pelayanan kesehatan dan rendahnya higienitas masyarakat yang
mengakibatkan rendahnya kualitas kesehatan dan tingginya angka kesakitan dan
kematian masyarakat. Hal ini diperparah dengan banyaknya masyarakat yang
berpendidikan dan berpendapatan rendah (miskin), serta kondisi ekonomi makro
yang tidak stabil. Pada kenyataan akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit yang
diperkirakan sudah tidak ada lagi sepeti; malaria, TBC, polio dan banyaknya
angka kekurangan gizi yang menjangkiti bayi, balita dan anak-anak. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan program-program kesehatan bagi
masyarakat miskin seperti askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin), JPKM
miskin dan pengobatan dasar gratis bagi masyarakat, serta menghidupkan kembali
peran Posyandu di daerah-derah terpencil.
Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H
dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap
orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan karena masalah yang demikian.
Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan
terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak
hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Untuk pelaksanaan
kegiatan program di Puskesmas, program kesehatan masyarakat tersebut mempunyai
target dari standar pelayanan minimal kesehatan yang sudah ditentukan oleh
pemerintah namun demikian masih
diketemukan permasalahan-permasalahan di lapangan yaitu rendahnya cakupan
kegiatan akibat keterbatasan-keterbatasan di puskesmas termasuk sumber daya
manusia petugas kesehatan, Untuk menggambarkan keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui kesehatan masyarakat diperlukan standar pelayanan minimal
bidang kesehatan.Tenaga pelaksana kegiatan pelayanan masyarakat belum sesuai
berdasarkan standar minimal pelayanan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
RI tahun 2004, yaitu tingkat pendidikan pelaksana program kesehatan masyarakat
seharusnya oleh tenaga dengan spesifikasi pendidikan sederajat D3 kesehatan. Menyangkut
sumber biaya, sumber biaya diperoleh dari berbagai sumber, seperti Anggaran
Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Asuransi
Kesehatan, dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak, dan
lain-lain.
Program kesehatan
masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam kegiatan pokok
puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar. Program ini terdiri atas :
1. Program promosi kesehatan:
(a) mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan
(b) melaksanakan kegiatan sosialisasi JPKM
(c) melakukan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
Sehat)
(d) pelayanan klinik sanitasi, dan lain-lain
(e)
membuat perencanaan dan laporan.
2. Program kesehatan lingkungan:
(a) melaksanakan kegiatan dalam rangka penyehatan
lingkungan,
(b) melakukan pemeriksaan
tempat-tempat umum (TTU), tempat pengelolaan makanan (TPM), tempat penjualan dan penyimpanan pestisida,
(c) melakukan
pembinaan/penyuluhan kepada masyarakat tentang sarana air minum dan jamban
keluarga (SAMIJAGA),dll
(d) membuat perencanaan
dan laporan.
3. Program gizi masyarakat:
(a) melaksanakan
tugas kegiatan upaya perbaikan gizi keluarga dan gizi masyarakat
(b)
melaksanakan pendistribusian Vitamin A,
tablet Fe,
(c) melakukan koordinasi dengan lintas
sektoral terkait dengan kegiatan UPGK (usaha perbaikan gizi keluarga),
(d)
membuat perencanaan dan laporan.
4. Program pemberantasan penyakit
menular:
(a) melaksanakan
penyuluhan yang berhubungan dengan kegiatan pemberantasan penyakit menular,
(b) melaksanakan imunisasi,
(c)
melaksanakan kegiatan pemberantasan
penyakt menular,
(d)
membuat perencanaan dan laporan.
Dari
berbagai program kesehatan tersebut diatas, tentunya masih ada lagi program
lain yang lebih terperinci yang telah dibuat dan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan atau program-program tersebut di masyarakat
walaupun sudah dilaksanakan namun belum memenuhi atau belum menjangkau semua
masyarakat terutama masyarakat di daerah terpencil karena kurangnya sarana
transportasi, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
ü Penilaian
adalah prosedur pelaksanaan/hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan
membandingkannya dengan standar dan
dengan mengikuti kriteria/tujuan tertentu guna menilai dan pengambilan
keputusan selanjutnya.
ü Secara
umum penilaian dapat dibedakan dalam 3 jenis, yakni :
a. Penilaian pada tahap awal program : Penilaian yang dilakukan
pada saat merencanakan suatu program. Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan
bahwa rencana yang disusun dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan.
b. Penilaian pada tahap pelaksanaan
program : Penilaian yang dilakukan pada saat program sedang dilaksanakan.
Tujuan utamanya adalah mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan telah
sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi penyimpangan – penyimpangan
yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program
c. Penilaian pada tahap akhir program : Penilaian
yang dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya
untuk mengukur keluaran dan mengukur dampak yang dihasilkan dari program.
ü Langkah – langkah penilaian suatu program
adalah :
a.
Pahami dahulu program yang akan dinilai
b. Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian
yang akan dilakukan
c.
Susunlah rencana penilaian
d.
Melaksanakan penilaian
e.
Menarik kesimpulan.
f. Menyusun saran – saran
ü Teknik penilaian merupakan suatu
metode yang digunakan terhadap pelaksanaan program dan dalam praktik
kesehariannya, teknik yang sering digunakan adalah teknik Ragpie Program
Matrix.
ü Program
kesehatan masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam kegiatan
pokok puskesmas dan PHC, yang terdiri dari : (a) perbaikan gizi masyarakat, (b)
pemberantasan penyakit menular, (c) promosi kesehatan, dan (d) kesehatan
lingkungan.
3.2 Saran
Untuk
meningkatkan suatu program, penilaian sangat beperan dalam suatu program untuk
mengetahui hasil dari program yang di jalankan. Oleh sebab itu penilaian
program perlu dipergunakan secara baik dan semaksimal mungkin guna penerapannya
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Awar, azrull.1996.Pengantar administrasi kesehatan :
Jakarta
Notoatmodjo,
soekidjo. 2003. Ilmu kesehatan masyarakat : Jakarta
http://www.depkes.go.id
http://www.ptaskes.com/read/askespjkmu
http://fk.uns.ac.id/static/materi/Surveilans_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf
http://kesehatan.kaltimprov.go.id/arsip/2011/01/23/menkes-beberkan-program-prioritas-kemenkes-2011.html
http://dinkes.pamekasankab.go.id/index.php/berita/166-hari-kesehatan-nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar