TUGAS
ILMU PENYAKIT
UMUM
NAMA : SATRIA
BARA M BASO
KELAS : B
NIM : 1107011087
JURUSAN : AKK
1. Kenapa campak disebut sebagai penyakit
menular akut, endemik dan sporadik?
jawab :
jawab :
Campak (Rubeola, Campak 9 hari)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut
dan sangat menular, menyerang hampir semua anak kecil, yang ditandai dengan
demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata / konjungtiva) dan
ruam kulit. Penyebabnya virus dan menular melalui saluran pernafasan yang
keluar saat penderita bernafas, batuk, dan bersin (droplet). Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan
selama ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2 – 3 tahun, terutama pada anak – anak usia pra–sekolah
dan anak – anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur
hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Campak ialah penyakit infeksi virus
akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a. stadium kataral, b.
stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi.
Campak adalah suatu penyakit akut menular, ditandai
oleh tiga stadium :
·
Stadium
kataral
Di tandai dengan enantem (bercak
koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang,
konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk.
·
Stadium
erupsi
Ditandai dengan ruam makuler yang
muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai
oleh demam tinggi.
·
Stadium
konvalesensi
Ditandai dengan hilangnya ruam
sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi hiperpigmentasi.
- Merupakan penyakit infeksi virus yaitu Morbillivirus.
- Kejadiannya di seluruh dunia.
- Menyerang manusia, belum diketahui pada binatang
- Sangat menular, >90 % diantara kelompok orang rentan.
- Umur terbanyak menderita campak adalah <12bulan, diikuti kelompok umur 1-4 tahun dan 5-14 tahun terlebih yang tidak mendapatkan imunisasi campak.
2. Penularan campak melalui droplet
infection
Jawab : yang dimaksud
dengan penularan campak melalui droplet infection adalah penularan campak
melalui bersin dari si penderita campak yang dapat menular ke orang lain karena
udara tersebut telah tercemar. Orang sehat yang berada satu kamar dengan
penderita campak sangat bekemungkinan besar akan tertular pula.
3. Gambar ruam
4. Cara penularan campak
Campak biasanya ditularkan sewaktu seseorang menghirup virus campak yang
telah dibatukkan atau dibersinkan ke dalam udara oleh orang yang dapat
menularkan penyakit. Campak merupakan salah satu infeksi manusia yang paling
mudah ditularkan. Berada di dalam kamar yang sama
saja dengan seorang penderita campak dapat mengakibatkan infeksi. Penderita
campak biasanya dapat menularkan penyakit dari saat sebelum gejala timbul
sampai empat hari setelah ruam timbul. Waktu dari eksposur sampai jatuh sakit
biasanya adalah 10 hari. Ruam biasanya timbul kira – kira 14 hari setelah
eksposur.
Cara Penularan
- Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara ( sampai 2 jam setelah penderita campak meninggalkan ruangan ).
- Waktu Penularan: 4 hari sebelum dan 4 hari setelah ruam.
- Penularan maksimum pada 3-4 hari setelah ruam.
5.
Gejala klinis campak
Hari 1-3 :
- Demam tinggi.
- Mata merah dan sakit bila kena cahaya.
- Anak batuk pilek
- Mungkin dengan muntah atau diare.
Hari 3- 4 :
- Demam tetap tinggi.
- Timbul ruam / bercak-bercak merah pada kulit dimulai
wajah
dibelakang telinga menyebar cepat ke seluruh tubuh.
- Mata bengkak terdapat cairan kuning kental
- Bila ruam timbul waktu demam turun dan dengan penyebaran yang tidak khas, dan penderita berumur < 2tahun, bukan merupakan penyakit campak tetapi Eksantema Subitum / Roseola Infantum ( infeksi virus Herpes tipe 6 dan 7)
Hari 4 – 6 :
- Ruam berubah menjadi kehitaman dan mulai mengering
- Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur
- Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas
- Hilangnya ruam sesuai urutan timbulnya
6.
Komplikasi campak
Komplikasi Penyakit Campak
Sering
|
Jarang
|
-Diare
yang dapat diikuti dehidrasi
-Radang
paru-paru
-Malnutrisi
-Radang
telinga tengah
-Sariawan
-Komplikasi
mata
|
-
Encephalitis / radang otak
-
Myocarditis / radang otot jantung
-
Pneumonia / radang paru-paru
- Subacute
Sclerosing Pan Encephalitis (SSPE): proses degeneratif susunan saraf pusat.
Disebabkan karena infeksi virus yang menetap.
|
7.
Pengobatan dan pecegahan campak
Pengobatan :
- Pada umumnya penyakit Campak dapat sembuh dengan sempurna. Komplikasi terjadi bila kekebalan anak tidak bagus atau anak menderita kurang gizi.
- Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, obat anti-demam, obat batuk dan pilek. Bila tidak ada komplikasi dilakukan rawat jalan.
- Rawat Inap bila:
•
Demam tinggi (>39ºC), dehidrasi, kejang, asupan makanan / minuman sulit,
atau adanya komplikasi.
- Pemberian Vitamin A (100.000 IU untuk anak usia 6-12 bulan dan 200.000 IU untuk >12 bulan. Vitamin A ini berfungsi untuk perbaikan selaput lendir ( mata, mulut, hidung, usus) yang meradang.
Pencegahan :
- Vaksinasi campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak.
- Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9 bulan, pemberian vaksin dibawah umur 9 bulan kurang efektif karena bayi masih mendapatkan proteksi kekebalan dari ibu.
- Vaksin kombinasi MMR ( Measles, Mumps, Rubella), dilakukan pada usia 12-15 bulan dan diulang saat usia 4-7 tahun.
- Bayi yang pernah sakit campak sebelum usia 9 bulan apakah perlu divaksin campak? Karena beberapa penyakit virus lain gejalanya mirip campak, sehingga orangtua bahkan dokter keliru, bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus lain dianggap sebagai campak. Seandainya benar-benar pernah menderita campak, bayi tetap boleh diberikan vaksin campak, tidak merugikan bayi, karena kekebalannya hanya bertahan beberapa tahun. Oleh karena itu semua anak balita dan usia sekolah di daerah yang banyak kasus campak dan cakupan imunisasinya masih rendah harus mendapat imunisasi campak ulangan (penguat) agar kekebalannya bisa berlangsung lama.
8. Faktor resiko terjadinya campak
Host (Penjamu)
Beberapa faktor Host yang meningkatkan risiko terjadinya campak antara
lain:
· Umur
Pada
sebagian besar masyarakat, maternal antibodi akan melindungi bayi terhadap
campak selama 6 bulan dan penyakit tersebut akan dimodifikasi oleh tingkat
maternal antibodi yang tersisa sampai bagian pertama dari tahun kedua
kehidupan.
· Jenis Kelamin
Tidak ada
perbedaan insiden dan tingkat kefatalan penyakit campak pada wanita ataupun
pria. Bagaimanapun, titer antibodi wanita secara garis besar lebih tinggi
daripada pria. Kejadian campak pada masa kehamilan berhubungan dengan tingginya
angka aborsi spontan.
· Umur
Pemberian Imunisasi
Sisa
antibodi yang diterima dari ibu melalui plasenta merupakan faktor yang penting
untuk menentukan umur imunisasi campak dapat diberikan pada balita. Maternal
antibodi tersebut dapat mempengaruhi respon imun terhadap vaksin campak hidup
dan pemberian imunisasi yang terlalu awal tidak selalu menghasilkan imunitas
atau kekebalan yang adekuat.
Pada umur 9
bulan, sekitar 10% bayi di beberapa negara masih mempunyai antibodi dari ibu
yang dapat mengganggu respons terhadap imunisasi. Menunda imunisasi dapat
meningkatkan angka serokonversi. Secara umum di negara berkembang akan
didapatkan angka serokenversi lebih dari 85% bila vaksin diberikan pada umur 9
bulan. Sedangkan di negara maju, anak akan kehilangan antibodi maternal saat
berumur 12 – 15 bulan sehingga pada umur tersebut direkomendasikan pemberian
vaksin campak. Namun, penundaan imunisasi dapat mengakibatkan peningkatan
morbiditas dan mortalitas akibat campak yang cukup tinggi di kebanyakan negara
berkembang.
· Pekerjaan
Dalam
lingkungan sosioekonomis yang buruk, anak – anak lebih mudah mengalami infeksi
silang. Kemiskinan bertanggungjawab terhadap penyakit yang ditemukan pada anak.
Hal ini karena kemiskinan mengurangi kapasitas orang tua untuk mendukung
perawatan kesehatan yang memadai pada anak, cenderung memiliki higiene yang
kurang, miskin diet, miskin pendidikan. Frekuensi relatif anak dari orang tua
yang berpenghasilan rendah 3 kali lebih besar memiliki risiko imunisasi
terlambat dan 4 kali lebih tinggi menyebabkan kematian anak dibanding anak yang
orang tuanya berpenghasilan cukup.
· Pendidikan
Tingkat
pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari
penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan lebih tinggi
biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu
orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Pendidikan
juga mempengaruhi pola berpikir pragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan,
dengan pendidikan lebih tinggi orang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau
masalah baru.
· Imunisasi
Vaksin
campak adalah preparat virus yang dilemahkan dan berasal dari berbagai strain
campak yang diisolasi. Vaksin dapat melindungi tubuh dari infeksi dan memiliki
efek penting dalam epidemiologis penyakit yaitu mengubah distribusi relatif
umur kasus dan terjadi pergeseran ke umur yang lebih tua. Pemberian imunisasi
pada masa bayi akan menurunkan penularan agen infeksi dan mengurangi peluang
seseorang yang rentan untuk terpajan pada agen tersebut. Anak yang belum
diimunisasi akan tumbuh menjadi besar atau dewasa tanpa pernah terpajan dengan
agen infeksi tersebut. Pada campak, manifestasi penyakit yang paling berat
biasanya terjadi pada anak berumur kurang dari 3 tahun.
Pemberian
imunisasi pada umur 8 – 9 bulan diprediksi dapat menimbulkan serokonversi pada
sekurang – kurangnya 85% bayi dan dapat mencegah sebagian besar kasus dan
kematian. Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insidens campak dapat
diturunkan lebih dari 90%. Namun karena campak merupakan penyakit yang sangat
menular, masih dapat terjadi wabah pada anak usia sekolah meskipun 85 – 90%
anak sudah mempunyai imunitas.
· Status Gizi
Kejadian
kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi malnutrisi, tetapi belum dapat
dibedakan antara efek malnutrisi terhadap kegawatan penyakit campak dan efek
yang ditimbulkan penyakit campak terhadap nutrisi yang dikarenakan penurunan
selera makan dan kemampuan untuk mencerna makanan.
Agent
Penyebab
infeksi adalah virus campak, anggota genus Morbilivirus dari famili
Paramyxoviridae.
Lingkungan
Epidemi
campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara berkembang dengan cakupan
vaksinasi yang rendah. Kecenderungan waktu tersebut akan hilang pada populasi
yang terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil yakni < 400.000
orang.
Status imunitas populasi merupakan
faktor penentu. Penyakit akan meledak jika terdapat akumulasi anak-anak yang
suseptibel. Ketika penyakit ini masuk ke dalam komunitas tertutup yang belum
pernah mengalami endemi, suatu epidemi akan terjadi dengan cepat dan angka
serangan mendekati 100%. Pada tempat dimana jarang terjangkit penyakit, angka
kematian bisa setinggi 25%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar